Begadang menyebabkan terganggunya metabolisme dalam tubuh.
Menurut riset University of Chicago, Amerika Serikat, keseimbangan metabolisme
terganggu bila begadang minimal 3 hari. Dampaknya sekresi hormon insulin pun
tidak sempurna, berkurang 25%, sehingga gula yang mestinya diubah
menjadi energi menumpuk dalam darah. Tingginya kadar gula dalam darah itulah yang disebut
diabetes mellitus.
Saat tidur cukup, tubuh memulihkan diri dari rasa lelah,
organ-organ rileks sehingga menetralkan kerusakan yang terjadi akibat
kegiatan sehari-hari. Itu sesuai penelitian Eve Van Cauter seperti dilansir
Proceedings of the National Academy of Sciences. Menurut Eve, tidur lelap
penting bagi kesehatan. Hubungannya adalah perubahan nafsu makan,
ketidaknormalan metabolime, obesitas, dan risiko diabetes.
Terganggu
Dalam pengujiannya ia melibatkan sembilan responden bertubuh
sehat berusia 20-31 tahun. Mereka menginap lima malam di laboratorium dengan
jam tidur teratur pukul 23.00-07.30. Dua malam pertama, mereka dibiarkan tidur
nyenyak. Pada hari ketiga, pengeras suara di kamar memperdengarkan suara-suara
rendah saat pola otak responden memasuki fase tidur nyenyak. Walau pelan, suara
rendah itu mengurangi kualitas tidur lelap mereka menjadi 90%. Suara itu
rupanya membawa mereka kembali dari fase tidur nyenyak ke fase tidur ringan.
Responden berusia di atas 60 tahun, secara umum hanya
mengalami fase tidur nyenyak selama 20 menit, orang dewasa 80-100 menit.
Hasilnya, sensitivitas insulin para responden menurun menjadi 25%. Itu berarti,
jika kurang tidur butuh lebih banyak hormon insulin untuk mengatur
kadar glukosa. Jika jenis makanan tetap sama tetapi tidurnya lebih sedikit,
maka kadar glukosa darah naik 23%.
Prof Dr dr Askandar Tjokroprawiro SpPD dari Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, menegaskan insulin, hormon yang diproduksi
sel beta pankreas berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi. Jika
jumlahnya berlebih dalam darah, muncullah diabetes. Itu menyebabkan berbagai
komplikasi, seperti stroke, katarak, jantung koroner, dan gangren. Penderita
diabetes juga rentan infeksi.
Infeksi
Banyak penyebab kaki penderita diabetes mudah infeksi. Askandar
mencontohkan, terkena knalpot, lecet akibat sepatu sesak, luka kecil saat
memotong kuku, kompres kaki yang terlalu panas. Infeksi kaki mudah
timbul pada penderita diabetes kronis yang dikenal sebagai penyulit
gangren atau ulkus. Jika dibiarkan, infeksi mengakibatkan pembusukan pada
bagian luka karena tidak mendapat aliran darah. Pasalnya, pembuluh darah
penderita diabetes banyak tersumbat atau menyempit. Jika luka membusuk, bagian
terinfeksi harus diamputasi.
Hal itulah yang dialami M Fuad Hartoro Aji di
Jakarta. Kadar gula darahnya 700 mg/dl, kadar normal 200 mg/dl. Setelah
menghentikan konsumsi makanan manis, nilai itu perlahan turun ke angka 200
mg/dl. Walau Fuad merasa tenang dengan angka itu, bukan berarti ancaman hilang.
Pada Oktober 2006 ketika sedang menikmati acara televisi,
nyamuk mengisap darah di tubuhnya. Akibatnya, kulit pria kelahiran Jakarta itu
berbintik kecil berwarna merah. Lantaran gatal, Fuad kerap menggaruknya.
Hasilnya, bintik itu membesar dan membengkak dengan diameter 4 cm. Bukan itu
saja, bentol itu berkembang menjadi 22 titik disertai kaki menghitam.
Dokter yang merawat Fuad memutuskan untuk mencongkel
satu per satu bentol itu. Setelah dua hari rawat inap bengkak memang sirna, tapi yangtersisa
luka sedalam 0,5 cm yang tak kunjung menutup. Luka itu juga membuat
Fuad tidak bisa berjalan lantaran kakinya membesar dan sakit jika dipijakkan.
Selama satu tahun luka itu dibiarkan oleh Fuad. Pada Januari
2008 temannya, Edi, menyodorkan ekstrak teripang oles dan jeli yang diminum.
‘Saya borehkan ekstrak teripang ke satu per satu luka hingga memenuhi
lubangnya,’ kata Fuad. Sedangkan jeli gamat dikonsumsinya 3 kali 2 sendok
sehari. Tiga hari rutin mengoleskan jeli teripang Fuad tercengang. Seluruh
bekas luka menutup.
‘Itu berkat kandungan asam amino tinggi,’ kata Walter K M
Yee, ahli gizi dari Luxor Malaysia. Ada 11 asam amino dalam teripang, di
antaranya asam eicosapentaenat (EPA) dan asam docosahexaenat (DHA) yang tinggi,
masing-masing 25,69% dan 3,69%. Nilai EPA besar menandakan kecepatan teripang
memperbaiki jaringan rusak.
Wang H dan Zhang G dari Shanghai Institute of Hematology,
Shanghai Second Medical University, China mengungkap teripang kaya senyawa
glikosaminoglikan yang bersifat antipenggumpalan dan pembekuan darah.
Itu sebabnya luka Fuad lekas menutup.
0 komentar:
Posting Komentar