Banyak orang beranggapan, gaya hidup vegetarian adalah
gaya hidup yang sehat dan dapat mencegah munculnya berbagai penyakit. Bahkan
saat ini pun pola makan vegetarian kian digandrungi. Memang, gaya hidup
vegetarian adalah pilihan yang sehat, namun gaya hidup seperti ini tetap harus
memperhatikan kebutuhan gizi dan mengikuti pola makan seimbang. Menjalani pola
makan vegetarian haruslah direncanakan betul, agar tubuh tidak kekurangan
nutrisi penting. Sebelum kebablasan dengan pola makan yang keliru, ada baiknya
mempelajari dulu seluk beluknya.
Makan merupakan kebutuhan dasar manusia. Berpola makan
seimbang dan menganut gaya hidup yang sehat, memungkinkan seseorang memiliki
tubuh yang sehat pula. Kebanyakan orang menjadikan empat sehat lima sempurna sebagai
panduan konsumsi sehat untuk menutrisi tubuh dengan berbagai sumber nutrisi
seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Asupan-asupan yang
diperlukan oleh tubuh ini pun tak pelak didapat dari sumber makanan hewani
maupun nabati. Namun, bagi penganut gaya hidup vegetarian, asupan-asupan ini
sedikit berbeda karena mereka menjalani pola makan dengan tidak mengkonsumsi
sumber makanan hewani. Lantas, apakah semua unsur gizi yang diperlukan oleh
tubuh seorang penganut gaya hidup vegetarian dapat terpenuhi? Benarkah menjadi
seorang vegetarian adalah pilihan yang menyehatkan?
Berbicara mengenai gaya hidup para vegetarian pada
umumnya, produk makanan yang berasal dari hewani sebagian besar dihindari,
terlebih yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi. Diungkapkan oleh Didik
Haryadi, Dosen Gizi Poltekkes, ada beberapa jenis vegetarian yang biasanya
dijalani seseorang, diantaranya lakto vegetarian, lakto-ovo vegetarian, dan
vegan.
Penganut lakto vegetarian umumnya masih mengkonsumsi susu
dan produk susu. Lakto-ovo vegetarian umumnya mereka masih mengkonsumsi susu
dan telur maupun produk olahannya. Sementara itu, vegan alias vegetarian murni
sama sekali tidak mengkonsumsi produk hewani, mereka hanya mengkonsumsi protein
nabati seperti kacang-kacangan, sayur, dan buah.
Dituturkan oleh Didik, menjalani gaya hidup vegetarian
memiliki segudang manfaat. Beberapa penelitian telah banyak mengungkapkan,
dengan berpola makan vegetarian, resiko seseorang terkena kanker jauh lebih
kecil dibandingkan orang yang kerap menyantap daging dan pola makannya tidak
sehat. Sayur-sayuran dan buah-buahan sendiri banyak mengandung anti oksidan
yang lebih efektif membunuh sel kanker dalam tubuh.
Sayur dan buah juga memiliki serat yang baik untuk
melancarkan pencernaan dalam usus, membersihkan timbunan racun (detoksifikasi)
dalam tubuh yang dapat menimbulkan penyakit.
Selain itu, menganut pola makan vegetarian juga bermanfaat
mengurangi kelebihan berat badan (obesitas) yang memicu timbulnya beberapa
penyakit lain seperti serangan jantung atau darah tinggi. Yang tak kalah
penting, pola makan vegetarian juga membantu proses metabolisme tubuh, membuat
kerja dari usus maupun lambung tidak terlalu berat.
Menganut pola makan vegetarian memang memiliki banyak
manfaat, namun jika tidak diatur dan diawasi, pola seperti ini dapat
mengakibatkan defisiensi beberapa jenis nutrisi, terutama zat nutrisi yang
banyak dikandung hewan tetapi kurang pada tumbuhan. “Beberapa kemungkinan
defisiensi nutrisi dapat terjadi pada penganut vegetarian murni, yakni yang
tidak mengkonsumsi produk hewani sama sekali. Adapun beberapa zat yang bisa
terdefisiensi antara lain Vitamin B12, Zat Besi (Fe), Kalsium, Protein dan
Vitamin D yang kebanyakan didapat dari sumber makanan hewani,” jelasnya.
Menjalani pola makan vegetarian tidaklah salah. “Hanya
saja, penganutnya harus cerdas mendapatkan protein dari nabati sebagai
pengganti protein hewani. Sumber protein terbaik terdapat pada kacang-kacangan,
kedelai adalah salah satu contohnya.
Para vegan dapat mengkonsumsi tahu dan tempe. Selain itu,
olahan susu seperti yogurt juga baik untuk mengganti zat-zat yang
terdefisiensi,” ujarnya. Vegetarian harus mengkonsumsi berbagai macam
kacang-kacangan untuk mendapatkan asam amino lain. Beras dan jamur juga
mengandung protein yang mengandung asam amino tetapi kandungan ini pun masih
belum lengkap. Sayur dan buah bukan sumber protein, hanya sumber vitamin dan
mineral. Karena itu mereka yang hanya mengkonsumsi sayur dan buah dapat
mengalami kekurangan protein.
Didik sendiri tidak menyarankan seseorang untuk menjadi
vegetarian murni. Aneka ragam makanan memang sebaiknya dikonsumsi. Dari
beberapa jenis vegetarian yang telah dipaparkan sebelumnya, lakto-ovo
vegetarian adalah pilihan yang lebih baik.
Pasalnya, vegetarian ini masih mengkonsumsi produk-produk
hewani seperti susu dan telur yang memiliki asam amino lebih lengkap daripada
nabati saja. Asam amino diperlukan untuk membentuk protein dalam tubuh. Setiap
orang tanpa terkecuali para vegetarian pun sebaiknya juga tetap mendapatkan asupan
protein nabati, juga hewani secara seimbang.
0 komentar:
Posting Komentar